Judul : PENGARUH CSR DISCLOSURE TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT
Peneliti : YOSEFA SAYEKTI & LUDOVICUS SENSI WONDABIO
Tahun : 2007
- Latar Belakang
Dari perspektif penelitian ini, mengungkapkan bahwa suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983, dalam Basamalah et al, 2005). Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Literatur mengenai pengungkapan sukarela yang ada memberikan pemahaman bahwa pengungkapan informasi tersebut digunakan dalam penilaian perusahaan dan corporate finance (Core, 2001).
Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi. Dengan demikian, penelitian ini memprediksi bahwa pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap ERC adalah negatif.
- Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahan terhadap respon pasar terhadap laba perusahaan (earning response coefficient, ERC). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan tahun 2005. Pengujian empiris atas sampel tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR berpengaruh negatif terhadap besarnya ERC. Hal ini mendukung hipotesa yang diajukan, yang mengindikasikan bahwa investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunannya untuk pengambilan keputusan investasi. Kontribusi yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah bahwa hasil pengujian empiris ini dapat memberikan masukan bagi badan penyusun standar akuntansi dan badan otoritas pasar modal mengenai relevansi dari pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini selanjutnya dapat menjadi masukan dalam mempertimbangkan apakah informasi CSR sudah waktunya diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan atau tidak.
- Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utama statistik deskriptif adalah untuk memudahkan pembaca mengerti dan memahami maksudnya. Untuk menguji hipotesa digunakan alat uji analisa regresi berganda dengan model interaksi dengan metode ordinary least square (OLS) cross-sectional. Ada dua model yang diajukan, yaitu model pertama yang meregresikan variabel CAR dengan variabel UE dan CSRI, serta interaksi keduanya, tanpa memasukkan variabel kontrol. Model kedua adalah model yang sudah memasukkan variabel kontrol (yaitu BETA, dan PBV) berserta interaksi dari masing-masing variabel kontrol tersebut dengan variabel UE.
- Hasil dan Pembahasan
Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan statistik deskriptif di atas, rata-rata index CSRI dari ke 108 sampel perusahaan adalah 0,201751. Hal ini sedikit lebih tinggi dari CSRI pada Sayekti (2006) yaitu sebesar 0,1994 yang menggunakan sampel laporan tahunan 2004. Peningkatan trend tingkat pengungkapan informasi CSR yang dilakukan perusahaan ini mengindikasikan bahwa perusahaan semakin memberi perhatian pada pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunannya.
Hasil pengujian Pearson correlation menunjukkan bahwa korelasi antara variabel CAR dan variabel interaksi UE*CSRI adalah positif dan tidak signifikan. Hasil Pearson correlation ini tidak sesuai dengan prediksi yang menyatakan ada korelasi negatif dari pengaruh pengungkapan informasi CSRI dalam laporan tahunan terhadap informativeness of earnings (ERC). Atau dengan kata lain, semakin tinggi pengungkapan informasi CSR, maka ERC akan semakin rendah. Sedangkan korelasi antara variabel CAR dan variabel interaksi UE*BETA adalah negatif dan signifikan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji ini dilakukan dalam 4 tahap pengujian, yaitu Asumsi Regresi Berganda Multikolinieritas, Uji Asumsi Regresi Berganda Heteroskedasitas, Uji Asumsi Regresi Berganda Normalitas, Uji Asumsi Regresi Berganda Autokorelasi. Dimana 4 pengujian ini digunakan untuk dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis regresi linier berganda. Dan hasil dari uji asumsi klasik ini semua di dapat tanpa masalah jadi penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap analisis regresi linier berganda.
Hasil Uji Regresi Berganda
Model I yang tidakmemasukkan variabel kontrol, dan Model II yang memasukkan variabel kontrol. Uji F dari kedua model regresi tersebut menunjukkan hasil yang signifikan. Model I memiliki nilai uji F sebesar 2,601 (sig 0,056), dan Model II memiliki nilai uji F sebesar 3,6024 (sig 0,0017). Hal ini berarti bahwa kedua model tersebut baik model regresi yang tanpa variabel kontrol maupun yang dengan variabel kontrol dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen, yaitu CAR. Namun demikian, hasil uji F Model II menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil uji Model I. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi Model I pada tingkat 10%, sedangkan Model II menunjukkan signifikansi yang lebih baik, yaitu signifikan pada tingkat 1%. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Model I memiliki adjusted R2 sebesar 0,00423, sedangkan Model II memiliki adjusted R2 yang lebih baik, yaitu 0,1455. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu, bahwa respon pasar terhadap laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah beta dan growth opportunities (yang dalam penelitian ini masing-masing diproksi dengan variabel BETA dan PBV). Peningkatan R2 tersebut (dari 0,00423 menjadi 0,1455 menunjukkan bahwa pengikutsertaan variabel kontrol meningkatkan explainability model atau explainability variabel independen terhadap perilaku variabel dependen (CAR). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua model adalah baik, namun Model II yang memasukkan kontrol adalah model yang lebih baik. Ketika variabel kontrol tidak dimasukkan dalam model (Model I), tampak bahwa variabel interaksi UE*CSRI signifikan pada tingkat 10%, tetapi tanda koefisien positif (tidak sesuai dengan prediksi). Variabel CSRI menunjukkan estimasi koefisien yang positif dan signifikan pada tingkat 5%, sedangkan variabel UE tidak signifikan. Hasil pengujian Model I tidak dapat mendukung hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR berpengaruh negatif terhadap ERC.
Pengujian Model II yang memasukkan variabel kontrol menunjukkan hasil yang berbeda dengan pengujian Model I. Hasil pengujian Model II menunjukkan bahwa koefisien variabel interaksi UE*CSRI adalah negatif dan signifikan pada tingkat 10%. Estimasi koefisien variabel UE dan variabel CSRI juga menunjukkan hasil yang signifikan positif pada tingkat 5%. Hasil pengujian interaksi variabel UE dan variabel kontrol menunjukkan bahwa hanya interaksi variabel UE*BETA saja yang negatif dan signifikan sesuai dengan prediksi. Sedangkan interaksi variabel UE*PBV tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil pengujian Model II ini mendukung hipotesa yang diajukan bahwa pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan akan menurunkan ERC.
- Kesimpulan
Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji pengaruh dari tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap ERC. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2005. Kesimpulan dari pengujian analisa regresi berganda yang menggunakan metode regresi ordinary least square (OLS) cross-sectional dengan memasukkan variabel beta (sebagai proksi risiko) dan price-to-book value (sebagai proksi dari growth opportunities) menunjukkan hasil yang mendukung hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Bukti empiris penelitian ini mendukung hipotesa yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.
JURNAL KEDUA
Judul : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara
Peneliti : Regina Aditya Reza
Tahun : 2010
- Latar Belakang
Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT Sinar Santosa Perkasa yang berlokasi di Banjarnegara karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT Sinar Santosa Perkasa juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
- Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan.
2. Mengetahui pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja karyawan.
3. Mengetahui pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
- Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utama statistik deskriptif adalah untuk memudahkan pembaca mengerti dan memahami maksudnya. Untuk menguji hipotesa digunakan alat uji asumsi klasik dan analisa regresi berganda.
- Hasil dan Pembahasan
Hasil Uji Asumsi Klasik
Dari tabel multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebih dari 10 % yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
Dari grafik heterokedastisitas terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas pada model regresi yang dibuat, dengan kata lain menerima hipotesis homoskedastisitas.
Dari uji normalitas didapatkan hasil bahwa semua data berdistribusi secara normal, sebaran data berada disekitar garis diagonal.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Y = 0,316 X1 + 0,343 X2 + 0,222 X3
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja mempunyai arah
koefisien yang bertanda positif terhadap kinerja karyawan.
b. Koefisien gaya kepemimpinan memberikan nilai sebesar 0,316 yang berarti
bahwa jika gaya kepemimpinan semakin baik dengan asumsi variabel lain
tetap maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan.
c. Koefisien motivasi memberikan nilai sebesar 0,343 yang berarti bahwa jika
motivasi kerja semakin tinggi dengan asumsi variabel lain tetap maka kinerja
karyawan akan mengalami peningkatan.
d. Koefisien disiplin kerja memberikan nilai sebesar 0,222 yang berarti bahwa
jika disiplijn kerja semakin kuat dengan asumsi variabel lain tetap maka
kinerja karyawan akan mengalami peningkatan.
- Kesimpulan
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta memiliki distribusi normal.
Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat pengaruh antara motivasi dengan kinerja karyawan. Pengujian membuktikan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
JURNAL KETIGA
Judul : PENGARUH MORAL KARYAWAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KINERJA INDIVIDUAL KARYAWAN (STUDI KASUS DI RAMA BEACH RESORT & VILLAS)
Peneliti : Putu Jannanda Suparta, Wayan Gede Supartha, Wayan Mudiartha Utama
Tahun : 2013
- Latar Belakang
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel menurut (Simamora, 2005 : 15) yakni Moral individu karyawan yang merupakan salah satu dari cerminan faktor psikologi (personality), Komitmen organisasi merupakan salah satu dari cerminan faktor organisasi dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan salah satu dari cerminan faktor psikologi (attitude), sebagai variabel bebas yang mempengaruhi kinerja karyawan. Di samping itu ada keinginan untuk meneliti pengaruh Moral individu karyawan dan Komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Moral merupakan kewajiban-kewajiban susila seseorang terhadap masyarakat atau dalam konteks penelitian ini terhadap organisasi. Sasaran dari moral adalah keserasian atau keselarasan perbuatan-perbuatan manu sia dengan aturan-aturan yang mengenai perbuatan-perbuatan manusia itu sendiri (Salam, 2000 dalam Djati dan Adiwijaya, 2009). OCB adalah kontribusi pekerja “di atas dan lebih dari” deskripsi kerja formal. OCB melibatkan beberapa perilaku, meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja.
- Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh moral karyawan terhadap organizational citizenship behavior untuk mengetahui pengaruh moral karyawan terhadap kinerja individu Karyawan, untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap organizational citizenship behavior, untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja individu dan untuk mengetahui pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja individu Karyawan Rama Beach Resort & Villas.
- Metode Analisis Data
Obyek penelitian ini adalah moral karyawan, komitmen organisasi, organizational citizenship behavior dan Kinerja individual karyawan di Rama Beach Resort & Villas. Moral karyawan, dan komitmen organisasional sebagai variabel laten eksogen serta organizational citizenship behavior dan kinerja individual karyawan sebagai variabel laten edogen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Rama beach Resort & Villas sebanyak 181. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional random sampling.
Sekala pengukuran yang dipergunakan adalah skala likert dan metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Structural Equation Model (SEM) dengan memanfaatkan program AMOS 16 dan SPSS 16.
- Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa semua nilai CR berada di atas 1,96
atau dengan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian semua Hipotesis diterima.
1). Moral Karyawan berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh Moral Karyawan terhadap Organizational Citizenship Behavior menunjukkan nilai CR sebesar 5,450 dan dengan probabilitas sebesar 0,0001. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan moral karyawaqn berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).
2) Moral Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh Moral Karyawan terhadap Kinerja Karyawan menunjukkan nilai CR sebesar 2,997 dan dengan probabilitas sebesar 0,003 Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H2 yaitu probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Moral Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
3) Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational_Citizenship_Behavior menunjukkan nilai CR sebesar 3,983 dan dengan probabilitas sebesar 0,0001. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H3 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
4) Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan menunjukkan nilai CR sebesar 2,365 dan dengan probabilitas sebesar 0,018. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H4 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. 5) Organizational Citizenship Behavior berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Karyawan menunjukkan nilai CR sebesar 2,765 dan dengan probabilitas sebesar 0,006. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H5 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Organizational Citizenship Behavior berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Karyawan.
- Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka dapat disampaikan
simpulan sebagai berikut:
1) Moral karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Artinya setiap adanya peningkatan moral karyawan akan berakibat pada peningkatan Organizational Citizenship Behavior.
2) Moral karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Artinya setiap terjadinya peningkatan moral karyawan akan berakibat pada peningkatan kinerja karyawan.
3) Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Artinya setiap peningkatan komitmen organisasional akan berakibat pada peningkatan Organizational Citizenship Behavior.
4) Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya setiap adanya peningkatan komitmen organisasional akan berakibat pada peningkatan kinerja karyawan.
5) Organizational Citizenship Behavior berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Artinya setiap adanya peningkatan Organizational Citizenship Behavior akan berakibat pada peningkatan kinerja karyawan.
saya sekarang sedang dalam penelitian ERC,, saya kebingungan cara meregresikan CAR dengan UEnya... kalau boleh tolong kasih tau ke email : eputri53.ep@gmail.com
ReplyDelete