Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena – fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh proses berpikir yang pertama, yaitu deduksi, seperti telah kita bicarakan sebelumnya.
Berpikir induktif (induktive thingking) ialaha menarik suatu kesimpulanumum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi, jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan.
Pada hakikatnya, semua pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari proses pengamatan (Observasi) terdapat data. Rangkuman pengamatan data tersebut kemudian memberikan pengertian terhadap kejadian berdasarkan reasoning yang bersifat sintetis (synthesis).
Dalam ilmu pasti dan alam, metode sintesis merupakan kelanjutan dari metode analisis. Sumber dari tingkatan berpikir ini berpikir ini berasal dari the philosophy of thingking”para ilmuwan pada waktu itu, seperti Galileo, Newton, dan Descartes.
Dalam ilmu statistik, dikenal istilah inductive statistics. Menaruk satu general conclusion dari data yang didapatkan dari suatu sampel, yang berlaku untuk seluruh populasi tempat sampel itu berasal, adalah contoh berpikir induktif. Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau integral(Effendy, 1981). Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau integral (Effendy, 1981).
Berikut ini adalah contoh berpikir induktif:
Seorang guru mengadakan eksperimen – eksperimen menanam biji – bijian bersama murid – muridnya, jagung ditanam, tumbuh ke atas; kacang tanah ditanam, di sebelah bawah, tumbuhnya ke atas pula; biji – biji yang lain demikian pula. Kesimpulannya: semua batang tanaman, tumbuhannya ke atas mencari sinar matahari.
Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil makin representatif dan makin besar pula taraf validitasnya dari kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh objektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena – fenomena yang diselidiki (Purwanto, 1998:47 – 48).
Referensi:
· Psikologi Umum. Drs. Alex Sobur, M. Si. (Hlm. 214 - 216)
· http://azqiyaazumi.blogspot.com/2012/03/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah.html
· Epistemologi, filsafat pengetahuan Oleh Protasius Hardono Hadi
· Rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
· id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
· catatanrizkyaburizal.blogspot.com // pengertian inferensi
No comments:
Post a Comment