Tuesday, 24 April 2012

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS


ABSTRAKSI
Perkembangan jaman yang semakin maju menjadikan  laju pertumbuhan perekonomian dunia  semakin cepat dan dengan diberlakukannya  sistem perdagangan bebas membuat batas kita dan batas dunia  semakin "kabur" (borderless world).
Hal ini jelas mendorong semua kegiatan saling berpacu satu dengan yang lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) yang dapat menghasilkan keuntungan (profit). Hal tersebut kadang kala  memaksa orang atau institusi  untuk menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan bahwa akan ada pihak yang dirugikan . Perusahaan sebagai pelaku bisnis dalam perkembangannya telah menjadi salah satu kekuatan sosial ekonomi yang semakin besar pengaruhnya.

1. BENTURAN KEPENTINGAN DENGAN MASYARAKAT
Kegiatan produksi suatu perusahaan sering kali menyebabkan benturan antara masyarakat dengan perusahaan , terjadi pada berbagai tingkat perusahaan besar, menengah maupun kecil. Benturan ini terjadi karena perusahaan menimbulkan efek negative kepada masyarakat seperti polusi (udara,air limbah,suara bahkan mental kejiwaan). Dalam hal ini perusahaan harus bertanggung jawab atas hal-hal yang merugikan masyarakat, terutama masyarakat sekitar perusahaan.

·         Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
1.      Dorongan dari pihak luar, dari  lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi  usaha.
2.     Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang  melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis pancasila, pengendalian mutu terpadu denagn gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.










2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut :
·         Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyl: (saklek), birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum). Penerapannya akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan pihak luar. Secara rinci, mafaat tersebut adalah:
1.      Peningkatan moral keja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktifitas kerja.
2.     Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen pertisipatif.
3.     Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan  kerja yang menyenangkan dan baik.
4.     Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan
5.     Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.


·         Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi yang menitik beratkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Sebagai contoh maraknya pnebangan hutan sebagai bahan dasar industry perkayuan, perburuan kulit ular yang diperuntukan industry kerajinan kulit, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar.
·         Penghematan Energi
Pengurasan secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, minyak, gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya alam tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiesi seta mencari pengganti sumber daya tersebut. Yang dapat disebut dengan sumber energy alternative diantaranya adalah tenaga surya, nuklir, angin, air serta laut.
·         Partisipasi Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
·         Gerakan Konsumerisme
Awalnya perkembangan tahun 1960-an di Negara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan gerakan konsumerisme ini adalah :
1.      Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya
2.     Pelaksanaan srategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik srta tidak menyesatkan masyarakat.
3.     Diselenggarakn panel-panel diskusi antara wakil konsumen denag produsen
4.     Pelayanan puma jual yang lebih baik
5.     Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen dari pada promosi semata.









3. ETIKA BISNIS
Merupakan penerapan secara langgsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.
1. Hubungan Antara Bisnis Dengan Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut beberapa contohnya :
1.      Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingakan harga terhadap produk.
2.     Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat dalam produk tersebut.
3.     Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama
4.     Pemberian sevis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
·         Hubungan Dengan Karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan , latihan, promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian. Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan jujur.
·         Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing penyalur, grosir maupun distributornya.
·         Hubungan Dengan Investor
Pemberian informasi yang benar terhadap infestor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
·         Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pelaksanaan tanggung jawab sosial merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etiks bisnis. Penerapan etika bisnis adalah maksud dari konsep stakchoder yang berlawanan dengan konsep stockholde









4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
·         Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan kerja bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
·         Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagian dari produksi sebagai bentuk pertisipasi menjaga lingkungan.
·            Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada factor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun pakaian khusus lainnya.
·            Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
System perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan milik masyarakat. Perkebunan besar befungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil di sekitarnya yang berberfungsi sebagai plasma.
·         System Bapak Angkat-Anak Angkat
System ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabakan masalah kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.

No comments:

Post a Comment