ABSTRAKSI
Perkembangan jaman yang semakin maju
menjadikan laju pertumbuhan perekonomian dunia semakin
cepat dan dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas membuat
batas kita dan batas dunia semakin "kabur" (borderless
world).
Hal ini jelas mendorong semua kegiatan saling berpacu satu dengan
yang lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) yang dapat menghasilkan
keuntungan (profit). Hal tersebut kadang kala memaksa orang atau
institusi untuk menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan bahwa
akan ada pihak yang dirugikan . Perusahaan sebagai pelaku bisnis dalam
perkembangannya telah menjadi salah satu kekuatan sosial ekonomi yang semakin
besar pengaruhnya.
1. BENTURAN KEPENTINGAN DENGAN
MASYARAKAT
Kegiatan produksi suatu perusahaan sering kali
menyebabkan benturan antara masyarakat dengan perusahaan , terjadi pada
berbagai tingkat perusahaan besar, menengah maupun kecil. Benturan ini terjadi
karena perusahaan menimbulkan efek negative kepada masyarakat seperti polusi
(udara,air limbah,suara bahkan mental kejiwaan). Dalam hal ini perusahaan harus
bertanggung jawab atas hal-hal yang merugikan masyarakat, terutama masyarakat
sekitar perusahaan.
·
Klasifikasi
Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam menunaikan
tanggung jawab sosial, perusahaan di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis.
Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan
masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang
cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi usaha.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi
humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut
mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip
manajemen terbuka, hubungan industrialis pancasila, pengendalian mutu terpadu
denagn gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang
berorientasi hubungan kemanusiaan.
2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Klasifikasi masalah sosial yang
mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut
:
·
Penerapan Manajemen Orientasi
Kemanusiaan
Kegiatan
intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyl: (saklek), birokratik,
dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang
berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak
lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara
perusahaan dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum). Penerapannya
akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku
bisnis dan pihak luar. Secara rinci, mafaat tersebut adalah:
1. Peningkatan moral keja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat dan produktifitas kerja.
2. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa
ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen pertisipatif.
3. Penurunan absen karyawan yang disebabkan
kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
4. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh
terbentuknya rasa percaya diri karyawan
5. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
·
Ekologi
dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi
yang menitik beratkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya
banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Sebagai contoh maraknya pnebangan
hutan sebagai bahan dasar industry perkayuan, perburuan kulit ular yang
diperuntukan industry kerajinan kulit, penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar.
·
Penghematan
Energi
Pengurasan
secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti batu bara, minyak, gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa
sumber daya alam tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiesi seta mencari pengganti sumber daya tersebut.
Yang dapat disebut dengan sumber energy alternative diantaranya adalah tenaga
surya, nuklir, angin, air serta laut.
·
Partisipasi
Pembangunan Bangsa
Kesadaran
masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena
dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah
pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada,
sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan
beroperasi.
·
Gerakan
Konsumerisme
Awalnya
perkembangan tahun 1960-an di Negara barat yang berhasil memberlakukan
undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari
perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi
para petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan gerakan konsumerisme ini
adalah :
1. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari
kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya
2. Pelaksanaan srategi advertensi/periklanan yang
realistic dan mendidik srta tidak menyesatkan masyarakat.
3. Diselenggarakn panel-panel diskusi antara wakil
konsumen denag produsen
4. Pelayanan puma jual yang lebih baik
5. Berjalannya proses public relation (PR) yang
lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen dari pada promosi semata.
3. ETIKA BISNIS
Merupakan
penerapan secara langgsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut
etika pergaulan bisnis.
1. Hubungan Antara Bisnis Dengan Konsumen
Merupakan
pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut
beberapa contohnya :
1. Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen
untuk membandingakan harga terhadap produk.
2. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui
isi didalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang
terdapat dalam produk tersebut.
3. Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis
yang paling utama
4. Pemberian sevis dan garansi sebagai bagian dari
layanan purna jual.
·
Hubungan Dengan
Karyawan
Bentuk
hubungan ini meliputi : penerimaan , latihan, promosi, transfer, demosi maupun
pemberhentian. Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara
objektif dan jujur.
·
Hubungan Antar
Bisnis
Merupakan
hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing
penyalur, grosir maupun distributornya.
·
Hubungan Dengan
Investor
Pemberian
informasi yang benar terhadap infestor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga
dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
·
Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga
Keuangan
Hubungan
dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan
yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pelaksanaan
tanggung jawab sosial merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis
terhadap lingkungan serta mengikuti etiks bisnis. Penerapan etika bisnis adalah
maksud dari konsep stakchoder yang berlawanan dengan konsep stockholde
4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB
SOSIAL SUATU BISNIS
Penjabaran
dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab
sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat
kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek
bisnis etik dalam masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial
yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
·
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan
kerja bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan
pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban
dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti,
tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
·
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan
limbah industri sebagian dari produksi sebagai bentuk pertisipasi menjaga
lingkungan.
·
Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
Penekanan
pada factor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun pakaian
khusus lainnya.
·
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
System perkebunan yang
melibatkan perkebunan besar milik Negara dan milik masyarakat. Perkebunan besar
befungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya
diambil dari perkebunan kecil di sekitarnya yang berberfungsi sebagai plasma.
·
System Bapak Angkat-Anak Angkat
System ini melibatkan pengusaha
besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra kerja yang
harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabakan masalah kepada pengusaha
besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
No comments:
Post a Comment